• Selamat Datang Di Portal TPID Provinsi Lampung
+ (007) 548 58 5400
+ (007) 548 58 5400
7:30 AM - 7:30 PM
Monday to Saturday

Admin Berita TPID

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin oleh Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir

Senin (19/08/24), Dalam paparannya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini menyampaikan bahwa Secara historis dari tahun 2020-2023, pada bulan Agustus dominan mengalami deflasi, kecuali pada bulan Agustus 2021.

“Deflasi terdalam terjadi di Agustus 2022 yaitu sebesar 0,21%. Kelompok pengeluaran yang dominan memberikan andil pada deflasi Agustus adalah Kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” jelasnya.

Pudji Ismartini juga menjelaskan bahwa secara historis dari tahun 2020-2023, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dominan mengalami deflasi pada bulan Agustus.

Deflasi terdalam terjadi di Agustus 2022 yaitu sebesar 1,80% dengan andil sebesar 0,48%. Komoditas bawang merah memberikan andil deflasi terbesar pada saat itu sebesar 0,15%.

“Komoditas yang paling sering memberikan andil deflasi pada bulan Agustus adalah bawang merah, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, den cabe rawit,” jelasnya.

Komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan cabai merah dominan mengalami deflasi pada bulan Agustus tahun 2021- 2023. Inflasi komoditas bawang merah menunjukkan penurunan sejak Mei 2024. Sedangkan inflasi komoditas daging ayam ras menunjukkan penurunan sejak April 2024. Sementara itu, inflasi cabai merah menunjukkan penurunan sejak Juni 2024.

Meski selama empat tahun kebelakang, historis Agustus selalu mengalami deflasi, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa ada beberapa komoditas yang menyumbang andil inflasi.

Diskusi Ekonomi Triwulan (DISKON-TRI) Triwulan II Tahun 2024

 kamis (15/08/24), Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Lampung Rinvayanti, menyampaikan bahwa diadakannya diskusi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak terkait upaya ataupun strategi yang perlu dilakukan untuk mengungkit dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Lampung di tahun 2024.

Kepala Biro Perekonomian Rinvayanti juga menyampaikan beberapa strategi yang harus dilakukan. terutama dari sektor pertanian , untuk sektor pertanian di triwulan II Tahun 2024 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya akibat pergeseran waktu tanam , tetapi tetap harus ada upaya-upaya atau strategi yang perlu dilakukan, untuk meningkatkan produksi dibutuhkan penguasaan IPTEK, penyerapan tenaga kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Statisi Madya -BPS Provinsi Lampung , Drisnaf Swastryardi menyampaikan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (%, q-to-q) pada Q2 Tahun 2024 berada pada angka 9,71% dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (%, y-to-y) pada Q2 Tahun 2024 di angka 4,80%.

Selain itu, untuk distribusi dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha triwulan II-2024 (y-o-y), terdapat 3 sektor teratas dengan distribusi (%) tertinggi, yaitu Pertanian di angka 29,04% dan pertumbuhan di angka 0,32%, Industri di angka 17,66% dan pertumbuhan di angka 4,77%, serta Perdagangan di angka 13,69% dan pertumbuhan di angka 5,36%.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring

Senin (12/08/24), Jelang HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir mengimbau seluruh Kepala Daerah agar tidak membuat kegiatan yang menarik keramaian dan mengganggu distribusi barang, terutama pada jalur yang menjadi urat nadi perekonomian daerah dan jalan-jalan utama.

Deputi bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo menyebutkan, di tingkat konsumen, beberapa komoditas telah mengalami kenaikan harga diatas HAP\/HET diantaranya beras premium zona 3, beras medium zona 3 dan cabai rawit merah. Sedangkan untuk harga komoditas bawang merah berada dibawah HAP\/HET dikarenakan pada bulan Juli merupakan puncak panen.

Nyoto Suwignyo berharap agar kepala daerah memberikan atensi kepada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga diatas HET dan melakukan upaya pengendalian harga di daerahnya masing-masing.

Irjen Kementan Setyo Budiyanto menyampaikan program prioritas kementan dalam mendukung peningkatan produksi padi, yaitu optimasi lahan rawa, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, pompanisasi, penambahan areal tanam padi gogo.

Terkait program pompanisasi, Setyo Budiyanto mengungkapkan bahwa Kementan menyalurkan 62.338 unit pompa ke 12 Provinsi. Setyo berharap agar Kepala Daerah pro aktif sehingga dalam pendistribusiannya tepat sasaran kepada kelompok tani yang membutuhkan.

Penerimaan insentif fiskal kinerja tahun berjalan kategori Pengendalian Inflasi Daerah yang diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI

Senin 05 Agustus 2024, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Lampung Rinvayanti didampingi Analis Kebijakan Ahli Madya Atwin Kurniawaty dan Analis Kebijakan Ahli muda Antariksa P Negara mendampingi Pj Gubernur Lampung menerima insentif fiskal kinerja tahun berjalan kategori Pengendalian Inflasi Daerah yang diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri RI, Provinsi Lampung dinilai berhasil menekan angka inflasi tahun berjalan 2024 dan mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp. 6.827.578.000,-.
Dana tersebut akan di gunakan untuk mengintensifkan upaya-upaya dalam menjaga ketersediaan pasokan, stabilisasi harga, kelancaran distribusi, serta meningkatan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengendalian inflasi di Provinsi Lampung.

Sebagai informasi, tingkat inflasi Provinsi Lampung pada bulan Juli 2024 tercatat sebesar 2,55% (yoy), -0,16% (mtm), dan 0,37% (ytd).
Secara kumulatif inflasi gabungan di Provinsi Lampung termasuk 3 terendah di wilayah Sumatera, bahkan sebelumnya terendah di Sumatera.

Dalam kesempatan itu, Menteri Dalam Negeri RI yang juga didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan RI, Kepala BPS, dan Kepala Badan Pangan Nasional, mengucapkan selamat kepada seluruh daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang meraih penghargaan.
Diharapkan penghargaan yang diterima dapat menjadi pemicu semangat untuk mengendalikan inflasi sesuai target yang telah ditetapkan.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring

Senin 05 Agustus 2024, Sekdaprov Lampung Fahrizal Darminto mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (05/08/24).

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengucapkan terimakasih kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bekerja keras menjaga inflasi di daerahnya masing-masing sehingga saat ini inflasi berada di angka yang cukup baik.

Di dalam Rakor diketahui bahwa inflasi nasional pada bulan Juli 2024 sebesar 2,13% (yoy) dan -0,18℅ (mtm). Sebelumnya, inflasi nasional bulan Juni 2024 sebesar 2,51% (yoy).

Mendagri juga mengingatkan bahwa angka inflasi yang terus menurun di satu sisi tidak menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa, namun di sisi lain pemerintah harus terus berupaya agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

“Di sisi lain kita juga harus hati-hati, permintaan atau konsumsi yang menurun karena daya beli masyarakat yang menurun. Itu yang harus diwaspadai,” ucapnya.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan Kelompok makanan, minuman, tembakau menjadi kelompok utama penyumbang deflasi dalam 4 bulan berturut-turut, sedangkan kelompok pendidikan menjadi penyumbang inflasi pada Juli 2024 sebesar 0,69%

Beberapa komoditas utama penyumbang andil deflasi Juli 2024 adalah komoditas bawang merah, cabai merah, tomat dan daging ayam ras.

Sementara itu, Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir mengingatkan seluruh kepala daerah agar memberikan atensi pada realisasi pendapatan dan realisasi belanja APBD untuk menggerakkan perekonomian di daerah.

Pj. Gubernur Lampung Samsudin meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog

Selasa 30 Juli 2024, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Lampung, Rinvayanti mendampingi Pj. Gubernur Lampung Samsudin meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog, Campang Raya, Bandarlampung.

Menurutnya, Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai pemasok pangan beras harus dikontrol kemampuannya dalam menghadapi ketahanan pangan sampai dengan akhir tahun 2024.

“Stok itu secara berkala tentu harus kita kontrol sedemikian rupa agar kita memastikan bahwa pangan di Lampung aman,” ujarnya.

Samsudin juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus mengawal stabilisasi harga beras sehingga petani tidak merugi.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring oleh Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir

Senin (29/07/24), Dalam Rakor tersebut, Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir meminta kepala daerah untuk mengawasi dan melakukan antisipasi beberapa komoditas pangan yang harganya terus bergerak naik sampai dengan Minggu ke-4 bulan Juli. Beberapa komoditas tersebut diantaranya cabai rawit, minyak goreng dan beras.

Tomsi Tohir juga meminta kepala daerah untuk memantau kelancaran distribusi pasokan serta terus membangun komunikasi ke daerah-daerah penghasil komoditas pangan tersebut.

“Khusus untuk cabai rawit, harus bisa diatasi oleh daerah masing-masing. Cabai rawit ini bukan sesuatu yang sulit untuk ditanam dan tumbuh,” kata Tomsi Tohir.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, secara historis dari tahun 2020 – 2023, komoditas penyebab inflasi pada bulan Juli didominasi oleh komoditas komponen bergejolak.

Komoditas yang beberapa kali menyumbang andil inflasi diantaranya cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, tomat, daging ayam ras.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring oleh Plt. Sekjen Kemendagri

Senin (22/07/24), Dalam rakor tersebut, Plt. Sekjen Kemendagri meminta Kepala Daerah serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah agar terus melakukan langkah strategis pengendalian inflasi serta terus melaporkan progresnya kepada pusat.

Diantaranya melakukan pemantauan harga dan stok barang, rapat teknis tim pengendali inflasi daerah, menjaga pasokan bahan pokok dan bahan penting, pencanangan gerakan menanam, melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak pasar dan distributor agar tidak menahan barang, berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, merealisasikan BTT, dan bantuan transportasi dari APBD.

Di kesempatan yang sama, Plh. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS M. Habibullah menyampaikan bahwa berdasarkan data historis BPS, pada bulan Juli sepanjang tahun 2020 – 2023, kelompok pendidikan selalu memberikan andil inflasi. Inflasi kelompok pendidikan mulai naik pada bulan Juli dan lebih tinggi lagi di bulan Agustus.

M. Habibullah juga mengatakan, hal serupa terjadi pada kelompok bahan makanan sepanjang tahun 2021 – 2023, dominan mengalami inflasi pada bulan Juli. Berdasarkan data tersebut, M. Habibullah meminta Kepala Daerah agar segera melakukan langkah dan upaya strategis dalam mengantisipasi kenaikan inflasi.

Dalam rangka pengendalian inflasi pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengalokasikan anggaran dekonsentrasi. Plt. Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengimbau seluruh pemerintah daerah agar melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan pengendalian inflasi daerah menggunakan anggaran dekonsentrasi dengan target realisasi bulan Juli sebesar 60%.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring

Senin (15/07/24), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebutkan, inflasi nasional Juni 2024 sebesar 2,51%. Hal tersebut sesuai dengan target pemerintah agar menjaga inflasi nasional di rentang 1,5% – 3,5%.

Mendagri mengajak kepala daerah untuk menjaga produktivitas dan harga beras dengan mengantisipasi kekeringan dan dampak el nino yang menurut data BMKG akan dimulai pada Juli dengan puncaknya pada bulan Agustus – September.

Untuk mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri, Mendagri meminta seluruh kepala daerah agar tidak mengkonversi lahan sawah yang sudah ada menjadi pemukiman atau tujuan komersial, mencetak lahan sawah yang baru, memantau program pompanisasi, memastikan penyaluran pupuk bersubsidi sampai kepada para petani.

Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan langkah Kementan untuk tetap menjaga produktivitas beras terutama sebagai antisipasi kekeringan adalah dengan program pompanisasi yaitu menyalurkan bantuan 75.000 pompa ke seluruh daerah di Indonesia serta dengan mengoptimalkan lahan rawa.

“Yang dulunya panen hanya satu kali, minimal kita target dua kali. Artinya, peningkatan produksi petani menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, hanya dengan optimalisasi lahan dan pompanisasi,” kata Mentan.

Mentan juga menjelaskan, upaya lain untuk terus mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri yaitu dengan menggulirkan program cetak lahan sawah yang saat ini sedang berjalan dengan target 3 juta hektar di seluruh Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.